Meningkatkan Kemampuan Berkonsentrasi Pada Anak

Kemampuan konsentrasi pada anak bisa ditingkatkan, namun sebelumnya perlu dicari dahulu penyebab gangguan konsentrasi pada anak (klik untuk baca apa penyebab gangguan konsentrasi pada anak).

Secara garis besar ada dua cara meningkatkan konsentrasi pada anak, yakni melalui:

• Pemberian makanan yang dapat membantu meningkatkan konsentrasi: roti gandum, ubi jalar, bayam, telur, ikan tuna, ikan salmon, kacang merah, havermout, pisang, jus jeruk, stroberi, mangga, kacang kedelai, gingko biloba, apel, dan anggur berwarna gelap.
• Latihan meningkatkan konsentrasi: melakukan permainan yang mewajibkan anak atau pesertanya untuk mengikuti instruksi, berolahraga, bermain musik.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan konsentrasi belajar pada anak usia 5 – 12 tahun:

• Biasakan anak melakukan kegiatan secara rutin. Diharapkan setelah anak terbiasa dengan rutinitas, ia akan lebih mudah berkonsentrasi belajarnya. Sebagai contoh, jam 4 – 5 sore belajar, lalu setelah terbiasa, maka ketika ia lihat jam yang menunjukkan pukul 4, ia akan merasa bahwa sudah masuk jam belajar.
• Usahakan agar tempat atau kamar belajar anak tidak terlalu banyak dekorasi dan tidak berisik.
• Buat materi pelajaran menjadi kuis atau permainan tebak-tebakan.
• Biasakan makan sebelum belajar, atau berikan cemilan yang bergizi untuk menemani anak belajar.
• Jika Anda menemukan bahwa anak sulit konsentrasi karena memang tidak minat dengan topik tertentu, tunjukkan kepada anak bahwa Anda yakin dengan kemampuan dia dengan demikian akan tumbuh rasa tanggung jawab pada anak.
• Biarkan anak belajar bersama teman-teman sekelasnya yang mendapatkan nilai bagus di sekolah (bukan untuk dicontek ya Bunda), tetapi tentunya agar anak bisa melihat bagaimana teman-teman sekelasnya tadi biasa belajar dan ia pun akan mengikutinya.
• Tawari les mata pelajaran jika memang masih belum bisa juga.

Meningkatkan kemampuan berkonsentrasi pada anak melalui aktivitas yang telah ditulis diatas, tidaklah akan membuahkan hasil seketika. Semua butuh proses yang melibatkan pengorbanan, ketekunan, dan kesabaran orangtua untuk meluangkan waktu yang lebih panjang bersama anak.