Menyikapi Anak yang Mulai Berbohong

Menyikapi Anak yang Mulai Berbohong

Sebelum menyikapi anak yang mulai berbohong, sebaiknya Anda mengerti mengapa anak berbohong. Anak memiliki daya imajinasi yang sangat tinggi, semisal ketika ditanya kenapa vas bunga diatas meja bisa terjatuh, ia mungkin akan menjawab bahwa ada singa besar yang naik keatas meja dan menjatuhkannya. Ini mungkin tampak bagi orang dewasa adalah suatu kebohongan. 

Menyikapi Anak yang Mulai Berbohong

Jika anak terus-menerus berbohong biasanya menandakan ia ingin sesuatu seperti:

  • Takut dihukum atau ingin mendapatkan keuntungan. Situasi ini mungkin tampak biasa namun bagi seorang anak situasi ini cukup membingungkan, karena terkadang ia berbohong agar orangtua nya tidak merasa kesal atau marah kepadanya. Jika memang ini penyebabnya, orangtua sebaiknya bersikap dengan ajari anak untuk bertanggung jawab.
  • Ingin mendapatkan perhatian. Biasa hal ini terjadi karena orangtua terlalu sibuk, dan si anak sudah cukup usia untuk bisa mengerti bahwa jika ia berbohong maka ia akan memperoleh perhatian lebih dari orangtua nya. Untuk mengatasi ini, Anda perlu berikan ia perhatian lebih dan jelaskan bahwa untuk mendapatkan perhatian lebih tidak harus berbohong.
  • Alasan sosial agar tidak dikucilkan oleh teman-temannya.

Untuk mencegah kebiasaan berbohong sejak dini, tanamkanlah nilai-nilai moral seperti kejujuran dan tanggung jawab. Dalam kehidupan sehari-hari contohnya, ketika Anda menemukan si anak berbohong berikan hukuman dengan membatasi sesuatu yang ia sukai seperti menonton tv atau bermain diluar rumah. Namun, beritahukan kepada anak perilaku yang tidak disukai darinya atau kesalahannya agar si anak bisa belajar menerima konsekuensi, tetapi tidak kehilangan penghargaan, penerimaan dan kasih sayang Anda. Setelah anak menjalani hukumannya, ajaklah ia berkomunikasi, dan peluklah agar ia tidak merasa adanya penolakan dari orangtuanya.

Jelaskan arti berbohong kepada anak, dan sampaikan bahwa berbohong akan membuat orang lain sedih dan kecewa. Selain itu, anak juga perlu diberikan penjelasan bahwa imajinasi atau fantasi bukan suatu kebohongan. Bahas imajinasi dan fantasi anak bersama dan bandingan dengan kenyataan, maka anak akan mengerti dan dapat membedakan antara kenyataan dan imajinasi.

Jika menemukan anak berbohong, sebaiknya ciptakan suasana yang terbuka sehingga ia merasa nyaman bercerita dan tidak merasa seperti sedang dihakimi. Memberikan hukuman seperti memukul dan memaki hanya akan membuat ia lebih sering berbohong untuk menghindari hukuman. Nanti jika sering dihukum dengan omelan dan makian, anak akan mengerti bahwa suatu kebohongan akan baik-baik saja jika tidak diketahui (hal ini tentu Anda tidak inginkan, bukan?).

Leave a Comment

Your email address will not be published.

X
WeCreativez WhatsApp Support
Punya pertanyaan?
👋 Ada yang bisa kami bantu?