Penyakit Tifus

Penyakit Tifus

Tifus saat ini masih menjadi masalah kesehatan di negara-negara berkembang, umumnya di daerah tropis. Berdasarkan data WHO tahun 2016, di Indonesia sendiri, angka penderita tifus rata-rata masih tinggi dan terutama menyerang anak / dewasa berusia 5 – 19 tahun.

Penyakit Tifus atau Demam Tifoid

Tifus atau demam tifoid merupakan infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri atau kuman “Salmonella typhi”. Selang waktu antara masuknya kuman ke dalam tubuh dan timbul gejala (masa inkubasi) berkisar 8 – 14 hari dan bergantung pada banyaknya bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

Tifus ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses dan urin penderita maupun carrier karena penanganan makanan dan minuman tersebut tidak bersih/higienis. Banyak orang yang tidak tampak sakit tetapi mempunyai potensi menyebabkan tifus. Dikarenakan bakteri tifus bersembunyi di kantong empedu, bakteri tifus dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Bakteri tifus keluar lewat feses dan air seni sehingga bisa mudah menular kepada orang lain.

Gejala dari tifus adalah sebagai berikut:

  • Demam, terutama di sore dan malam hari.
  • Sakit kepala.
  • Mual dan muntah.
  • Nafsu makan menurun.
  • Bibir pecah-pecah.
  • Sakit perut, diare pada anak atau sembelit pada dewasa.
  • Pembesaran hati dan limpa, nyeri bila diraba, perut kembung.
  • Komplikasi pendarahan.
  • Infeksi usus.

Tifus apabila tidak segera dideteksi dan diobati dengan cepat dapat berakibat fatal, seperti terjadinya komplikasi pendarahan usus, kebocoran usus, dan lainnya yang dapat berujung pada kematian. Diagnosis dini penyakit tifus sangat berperan penting dalam pencegahan komplikasi dan pemutusan mata rantai penularan.

Semakin cepat tifus dideteksi, maka pengobatan yang tepat pun dapat segera diberikan dan mencegah terjadinya komplikasi bahkan kematian. Namun tidak perlu khawatir, saat ini tifus bisa lebih cepat dan mudah dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium.

Agar lekas pulih dari tifus Anda bisa lakukan hal berikut:

  • Hindari makan makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan, sayuran. daging, puding, dan yoghurt. Hal ini untuk mencegah agar usus bekerja lebih keras untuk mencerna makanan berserat tinggi tersebut.
  • Hindari makanan pedas, asam, dan asin karena akan menyebabkan infeksi pada usus yang sedang mengalami luka.
  • Makanlah makanan yang lunak dan mudah dicerna seperti nasi tim, bubur, dan diberi kuah.
  • Kunyah makanan sehalus mungkin sebelum ditelan.
  • Perbanyak minum.
  • Peralatan makanan harus benar-benar higienis dan jauh dari kuman.
  • Disiplin meminum obat yang diberikan oleh dokter.
  • Bagi penderita tifus berat disarankan untuk menjalani perawatan dan pengobatan di rumah sakit.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

X
WeCreativez WhatsApp Support
Punya pertanyaan?
👋 Ada yang bisa kami bantu?