Menyayangi Anak Tidaklah Sama dengan Membebaskan dan Memanjakan

Menyayangi Anak Tidaklah Sama dengan Membebaskan dan Memanjakan

Mengekspresikan kasih sayang kepada anak bukan berarti boleh dengan cara yang tidak mendidik. Menyayangi Anak Tidaklah Sama dengan Membebaskan dan Memanjakan.

Menyayangi Anak Tidaklah Sama dengan Membebaskan dan Memanjakan

​Tentu Anda ingin agar anak tumbuh menjadi manusia yang tangguh di masa depan. Kasih sayang dan perhatian pun tak hentinya mengalir dari Anda kepada anak karena ingin memberikan yang terbaik baginya. Semua orangtua memang sudah seharusnya mengekspresikan kasih sayang kepada anak, namun bukan berarti boleh dengan cara yang tidak mendidik. Selalu memanjakan anak hanya akan menjadikannya lemah, dan akan membuat anak selalu mengandalkan uluran tangan orang lain di masa depan. 

➲ DAMPAK TERLALU MEMANJAKAN PADA ANAK
➲ TANDA-TANDA ANAK TERLALU DIMANJA
➲ KESALAHAN ORANGTUA DALAM MENDIDIK DAN MENJADIKANNYA ANAK MANJA
➲ MENGHADAPI ANAK YANG SUDAH TERLANJUR MENJADI MANJA


DAMPAK TERLALU MEMANJAKAN PADA ANAK

Dampak yang sangat merugikan bagi si anak apabila terlalu dimanja adalah sebagai berikut:

  • Cepat kehilangan semangat jika keinginannya tidak terpenuhi / tidak diperhatikan / tidak memperoleh simpati dari orang lain.
  • Kehilangan percaya diri, takut ambil resiko, tidak berani untuk melakukan pekerjaan yang penting, dan cenderung untuk menunggu bantuan orang lain.
  • Anak akan mudah merasa puas dan kehilangan realitas akan dirinya yang berakibat pada hilangnya keinginannya untuk berkembang.
  • Bisa tumbuh dengan sifat sombong dan suka memaksakan kehendak sebelum keinginannya terpenuhi. Hal ini terjadi karena ia sudah terbiasa dengan orangtuanya yang selalu memenuhi keinginannya ketika ia menangis atau mengamuk.
  • Tidak mau atau bisa bekerja sama dengan orang lain.

Oleh karenanya, didiklah anak jangan sampai ia salah menggunakan dan mengartikan kasih sayang Anda.


TANDA-TANDA ANAK TERLALU DIMANJA

  • Anak sering mengamuk ketika Anda mengatakan “tidak” atau “nanti”, karena ia mau agar keinginannya harus dipenuhi oleh orangtuanya saat itu juga, dan umumnya tidak mau mengerti bila barang tersebut sangat mahal ataupun tidak diperlukannya.
  • Bertingkah layaknya ia adalah seorang bos yang sedang memberikan perintah.
  • Suka menghina atau meremehkan anak lain.
  • Sering merasa iri dengan teman-temannya atau saudaranya. 
  • Anak yang terlalu dimanja biasanya sukar berbagi dengan saudara atau teman. Setiap anak memang mempunyai barang kesayangannya, tidak masalah bila ia tidak mau berbagi apa yang menjadi barang kesayangannya. Namun, bila anak tidak mau berbagi apapun dengan saudara ataupun temannya, maka sikap ini sudah tidak baik.
  • Memberontak dan berkelakukan kasar, membalikkan kata atau menyahut ketika Anda, guru, atau anggota keluarga lainnya mencoba untuk menegurnya.


KESALAHAN ORANGTUA DALAM MENDIDIK SEHINGGA ANAK MENJADI MANJA

  • Selalu membantu anak seperti sebuah helikopter penyelamat yang selalu terbang diatas kepala anak, lalu langsung menukik untuk membantu anak ketika melihat indikasi awal pada masalah. Jika selama ini Anda bersikap demikian, maka Anda sudah salah bersikap dalam membimbing anak. Setiap anak perlu mengalami kegagalan dan kekecewaan. Mereka perlu merasakan bagaimana rasanya berjuang menghadapi dan mengatasi masalahnya sendiri.
  • Selalu menjauhkan anak dari segala hal karena takut ia kecewa nanti ketika mengalami kegagalan. Selama anak tidak menangis, frustasi, atau menunjukkan gejala emosi negatif, biarkanlah ia mencoba terus dan jika ia mengalami kegagalan, gunakan kesempatan ini untuk menunjukkan kepadanya bahwa ia tetap disayang walau pernah gagal.
  • Kata “Tidak” artinya adalah tidak. Seringkali dengan alasan tidak tega akhirnya orangtua memenuhi permintaan anaknya padahal sudah mengatakan “tidak” sebelumnya. Atau kadang, mengatakan “tidak” namun dengan memberikan berbagai alasan untuk menutupi rasa bersalah Anda. Hal ini membuat anak berpikir bahwa keputusan Anda akan selalu dapat dinego. Cukup katakan “tidak” lalu lanjut. 
  • Sering menawarkan “hadiah” atas pekerjaan sehari-hari seperti menawarkan “hadiah” untuk membersihkan kamar, membuat pekerjaan rumah, sikat gigi, dan lain-lain. Hal ini akan membentuk manusia yang selalu mengharapkan “hadiah” untuk melakukan segala sesuatunya bahkan untuk kebaikan dirinya sendiri. Anda tidak mau dia tumbuh demikian, bukan?
  • Sedikit-sedikit mengutamakan anak dahulu. Anak perlu diberitahukan bahwa ada kalanya ia harus mengalah dan berbagi.
  • Selalu memberikan sesuatu kepadanya, entah itu uang, makanan, ataupun lainnya. Hal ini akan membentuk anak menjadi pribadi yang suka berpura-pura. Ia nanti akan berpura-pura mendekati Anda lalu ketika sudah mendapatkan keinginannya ia pun segera meninggalkan Anda.
  • Mendiamkan anak bersikap kasar. Tidak dengan alasan apapun anak menjadi serta-merta boleh untuk berbuat kasar kepada siapapun. Ajari anak untuk bersikap sopan seperti mengucapkan selamat pagi, selamat malam, terima kasih, dan beritahukan tidak boleh untuk meremehkan atau menghina orang lain sejak dini.
  • Menyerah terhadap tangisan anak. Anda harus bersikap tegas, dan jangan hiraukan tangisan anak (namun tetap perhatikan lingkungan sekitarnya ketika ia sedang mengamuk atau menangis untuk memastikan keamanannya). Hal ini agar ia mengerti bahwa dengan menangis atau mengamuk tidak akan merubah keputusan Anda.
  • Stop membela anak didepan orang lain atau keluarga, semisal ketika anak tidak mengatakan terima kasih setelah menerima hadiah, jangan berikan alasan kepada si pemberi bahwa anak Anda mungkin lupa karena terlalu gembira atau sedang sibuk. Namun, Anda justru harus mengingatkan anak untuk segera mengucapkan terima kasih sebelum ia membuka kadonya.


MENGHADAPI ANAK YANG SUDAH TERLANJUR MENJADI MANJA

Mengembalikan anak yang sudah terlanjur manja akan membutuhkan proses yang tidak singkat, oleh karenanya selalu catat pencapaian-pencapaian kecil di buku harian Anda. Catat apa saja reaksi manja anak di buku harian Anda, lalu coba lakukan beberapa cara, dan selalu lacak pencapaiannya. Hal ini agar Anda juga tidak ikut putus asa dan ikut merasakan perkembangan.

Adapun cara-cara berikut patut dicoba:

  • Lebih sering meluangkan waktu untuknya untuk mempererat hubungan Anda dengan anak. Ajak anak untuk berolahraga bersama, atau membersihkan rumah ataupun lainnya bersama, atau aktivitas lain yang positif.
  • Jangan selalu memenuhi keinginannya, siapkan mental dan tahan emosi Anda atas semua reaksi yang keluar dari anak dan kembali kepada Anda ketika tidak memenuhi keinginan anak seperti biasanya.
  • Hilangkan perasaan tidak tega atau malu dalam menghadapi reaksi anak, ingat ini adalah untuk kebaikan dia juga di masa depan, agar ia menjadi lebih tangguh dan mandiri nantinya.
  • Jangan membentak ataupun memukulnya, apalagi melontarkan kata-kata yang menyakiti perasaannya.
  • Kadang membutuhkan sedikit hukuman namun bukan hukuman seperti memukul atau menguncinya diluar rumah. Hukuman yang dimaksudkan adalah yang positif seperti mencuci piring, dan hanya mengijinkannya menonton film kesukaan dia di akhir pekan bila ia berlaku baik dan menunjukkan tanggung jawab pada minggu itu.
  • Berikan tantangan baru bagi anak sebelum Anda memenuhi permintaan dia, semisal hanya berikan hadiah yang ia minta ketika ia berhasil memperoleh nilai A pada tiga mata pelajaran dari keseluruhan.
  • Sesekali boleh juga Anda ajak anak ke tempat bekerja agar ia melihat bagaimana Anda berkomunikasi dengan santun dan menghargai orang lain, dan ia pun akan memperhatikan.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

X
WeCreativez WhatsApp Support
Punya pertanyaan?
👋 Ada yang bisa kami bantu?