Menasehati Bukan Memarahi

Menasehati Bukan Memarahi

Sebenarnya, orangtua berniat untuk menasehati tetapi kerap diucapkan dengan nada tinggi. Padahal, cara ini tidaklah efektif dan banyak ruginya baik bagi Anda dan anak Anda. Anak yang sering dibentak dapat tumbuh menjadi sosok yang minder dan tetutup, berjiwa pemberontak, temperamental, dan meneruskan kebiasaan membentak kepada orang lain ataupun kepada anak-anaknya. Dan bagi orangtua tentu membentak akan memuaskan emosi sesaat, namun tidak baik bagi kesehatan Anda.

Menasehati Bukan Memarahi

Kesalahan yang banyak dilakukan oleh orangtua berikut ini, semoga dapat menjadi sentuhan dan inspirasi bagi Anda agar tidak mengulangi kesalahan yang sama:

  • Orangtua sering bertindak setelah kesalahan dilakukan bukan mencegah, mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi.
  • Membuat aturan tanpa mempertimbangkan tingkat kedewasaan anak sehingga seringkali menyamakan anak-anak dengan orang dewasa.
  • Menggunakan asumsi dan opini orang dewasa dalam mengevaluasi perilaku anak-anak.
  • Mudah membentak anak hanya karena kesalahan kecil seperti menumpahkan susu, terlambat mandi, atau membanting pintu. Dan sebaliknya, orangtua tidak memberikan apresiasi ketika anak melakukan dengan baik seperti tidak menumpahkan susu, mandi tepat waktu, dan menutup pintu secara perlahan.


PENGARUH BENTAKAN DAN MAKIAN TERHADAP ANAK

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa bentakan dan amarah hanya akan memberikan dampak negatif kepada anak. Berikut adalah pengaruh negatif akan bentakan dan makian terhadap anak.

Menjadi Minder

  • Apabila anak selalu dicela, dibentak, dan jarang mendapatkan apresiasi ketika ia melakukan sesuatu hal dengan baik dan benar, maka ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang minder. Dalam pikirannya tertanam bahwa ia selalu melakukan kesalahan, dan tidak pernah melakukan apapun dengan baik serta tidak disukai oleh orang lain. Tentu anak yang minder akan memperlambat pertumbuhan ia, semua hal yang akan ia lakukan tentu membuat ia merasa ragu karena tidak memiliki kepercayaan diri dan takut salah, akhirnya ia pun malas mencoba dan berpasrah diri.


Tidak peduli

  • Bila tidak menjadi minder, maka kemungkinan anak dapat berkembang menjadi anak yang sering mengabaikan nasihat orangtuanya. Ketika dibentak atau dimarahi, ia memang terlihat diam dan mendengarkan, tetapi semua perkataan orangtuanya hanya dianggap angin lalu.


Berkepribadian Tertutup

  • Anak yang takut kepada orangtuanya yang temperamental dan suka membentak cenderung akan memiliki pribadi yang tertutup. Ia tidak mau berbagi cerita dengan Anda sebagai orangtuanya. Jika terlalu sulit dipahami, ia tidak mau bercerita karena hanya akan membuatnya disalahkan oleh orangtuanya. Jadi, untuk apa dia cerita? Tentu kondisi ini sangat memprihatinkan dan berpengaruh pada komunikasi antara orangtua dan anak. Selain itu, kondisi ini juga berbahaya karena dapat membuat jiwa anak tertekan.


Suka Memberontak atau Menentang

  • Anak menjadi keras kepala dan suka membangkang karena ia merasa tidak dihargai oleh orangtuanya. Biasanya, ia memang sengaja melakukan ini dan akan berpuas diri setelah melihat Anda makin jengkel dan marah.
  • Anak menentang dengan memilih diam diri jika diperintah. Hal ini ia lakukan sebagai wujud rasa tidak sukanya terhadap tindakan orangtua.
  • Anak suka menunda hal-hal yang diperintahkan kepadanya, dan setelah orangtuanya mengomel dan marah, barulah ia melakukannya.


Pemarah, Temperamental, dan Suka Membentak

  • Jangan heran apabila si Sulung yang sering dibentak dan dimarahi oleh Anda akan juga membentak dan memarahi adik-adiknya seperti Anda memarahi dia. Anak belajar dengan cara meniru, berikanlah ia teladan yang baik agar ia menjadi orang yang baik.


LALU, BAGAIMANA SEBAIKNYA YANG DILAKUKAN AGAR MENUMBUHKAN KEPATUHAN?

  • Berikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami.
  • Berikan perintah secara bertahap dan sesuaikan dengan kemampuan anak.
  • Jangan berdusta dan menakutinya, hal ini hanya akan menghilangkan kepercayaan anak terhadap Anda sebagai orangtuanya. Sebagai contoh: Mengancam anak akan membawanya ke dokter untuk diberikan suntikan agar ia mau makan.
  • Arahkan anak agar ia dapat mengatur dirinya sendiri. Sebagai contoh, ketika Anda menemukan mainan yang ia mainkan berserakan dimana-mana, ajaklah anak untuk merapihkannya agar tidak berserakan sedemikian rupa, dan jika masih demikian ulangi kembali hingga ia terbiasa. Ajakan akan membuat anak merasa bahwa ia dapat mengendalikan dirinya dan akhirnya menumbuhkan rasa percaya dirinya bahwa ia dapat menuntaskan pekerjaannya.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

X
WeCreativez WhatsApp Support
Punya pertanyaan?
👋 Ada yang bisa kami bantu?