Kehamilan dengan Kondisi Khusus

Kehamilan dengan Kondisi Khusus

Beberapa kehamilan dengan kondisi khusus memerlukan perhatian yang ekstra. Kehamilan seperti ini umumnya beresiko pada ibu dan janin yang dikandungnya. Jika dokter menyatakan kehamilan Anda beresiko, sebaiknya berhati-hati menjaga dan merawat kehamilan. Berikut ini beberapa kondisi khusus yang menyebabkan kehamilan Anda beresiko.

Plasenta Previa

Pada kehamilan yang normal, plasenta terletak tidak menutup jalan lahir. Letak plasenta menutup jalan lahir pada kehamilan dengan plasenta previa. Hal ini membuat kehamilan berbahaya karena bisa menimbulkan pendarahan sewaktu-waktu. Bisa terjadi seluruh jalan lahir tertutup oleh plasenta, tetapi bisa juga hanya sebagian serviks saja yang tertutup oleh plasenta. Hal ini bisa dideteksi dengan USG pada usia kehamilan 18 – 20 minggu. Tidak jarang, kehamilan dengan plasenta previa berakhir dengan operasi cesar. Namun, bila posisi plasenta berubah sehingga tidak menutupi jalan lahir, ibu bisa menjalani persalinan spontan.

Beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya plasenta previa, antara lain:

  • Wanita lebih dari 35 tahun (tiga kali lebih beresiko).
  • Merokok, minum alkohol, atau kebiasaan buruk lainnya.
  • Bekas operasi rahim (bekas cesar atau operasi mioma).
  • Gangguan anatomis atau tumor pada rahim sehingga mempersempit permukaan bagi penempelan plasenta.
  • Endometriosis (adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya, misalnya di indung telur) setelah kehamilan sebelumnya.
  • Sering mengalami infeksi rahim (radang panggul).
  • Kehamilan ganda atau kembar.
  • Sebelumnya pernah plasenta previa (kelainan bawaan rahim).
  • Ada trauma selama kehamilan.


Kehamilan Kembar (Gemelli)

Kehamilan kembar biasanya diturunkan maternal (dari garis keturunan ibu), dan lebih cenderung sering dari garis maternal dibandingkan dari garis paternal (dari garis keturunan ayah).

Memiliki bayi kembar mungkin menimbulkan rasa senang, tetapi juga beresiko karena rahim yang seharusnya untuk satu bayi dibagi untuk dua bayi atau lebih. Karenanya, bayi Anda akan berdesakan dalam perut, dan ada kemungkinan bayi Anda tidak bisa berkembang lebih besar. Umumnya, bayi kembar terlahir dengan berat yang relatif kecil (dibawah 2 kg), tidak seperti bayi-bayi yang lahir dalam kehamilan biasa. Perbedaan berat badan yang signifikan kadang juga terjadi antara bayi satu dengan lainnya, hal ini karena suplai darah dan makanan dari ibu tidak sama sehingga salah satu tumbuh lebih besar dari yang lain.

Kehamilan kembar juga membuat tubuh ibu hamil terasa tidak nyaman. Dari sisi psikologis, ibu yang hamil kembar bisa mengalami stres akibat kehamilan yang beresiko ini. Keluhan yang sering muncul adalah kaki yang membengkak, beban yang lebih berat pada bagian perut, sakit pinggang dan punggung, dan cepat lelah. Resiko kehamilan kembar adalah bayi yang prematur (kurang dari 36 minggu).

Tips menghadapi kehamilan kembar:

  • Konsumsi makanan yang kaya akan protein, kalsium, dan zat besi serta mencukupi 300 kalori tambahan setiap harinya.
  • Segera makan jika lapar.
  • Carilah posisi tidur yang nyaman, sediakan bantal untuk mengganjal punggung dan kaki.
  • Istirahat yang cukup setiap hari serta mengurangi aktivitas Anda sehari-hari.
  • Pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi secara teratur.
  • Segera hubungi dokter bila terjadi kondisi yang darurat.

Membahas selengkapnya mengenai masalah dan jenis kehamilan kembar disini.

Hamil dengan Rh (Rhesus) Negatif

Umumnya hanya beberapa orang saja yang memiliki Rh negatif. Rh adalah faktor darah. Ibu hamil yang memiliki Rh positif tidak perlu khawatir dengan kondisi janin yang dikandungnya. Namun, jika Rh ibu hamil negatif, sedangkan suami positif, maka bisa terjadi dua kemungkinan yaitu bayi yang dikandung bisa memiliki Rh positif atau Rh negatif.

Jika bayi yang dikandung memiliki Rh yang sama dengan ibunya, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, bila Rh bayi positif dan Rh ibu negatif, maka secara otomatis tubuh ibu akan memproduksi antibodi guna melawan dan menghancurkan darah bayi yang dikandung. Hal ini bisa menyebabkan bayi terserang anemia. Untuk mencegah hal ini, ibu bisa melakukan tes darah untuk mengetahui antibodi Rh. Apabila hasil tes tidak menunjukkan adanya antibodi, maka tidak perlu khawatir.

Keguguran

Keguguran bisa terjadi kapan saja di masa kehamilan. Namun, usia yang paling rawan, yaitu pada saat trisemester pertama kehamilan. Keguguran adalah meninggalnya janin dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Keguguran bisa terjadi karena adanya masalah kromosom, infeksi, atau masalah dengan plasenta. Selain penyebab-penyebab tadi, keguguran bisa terjadi akibat kencing manis, kelainan bentuk rahim, tumor rahim, dan kelemahan pada leher rahim.

Terjadinya keguguran biasanya ditandai dengan adanya kejang atau nyeri perut bagian tengah dan bawah selama lebih dari satu hari disertai dengan keluarnya darah seperti menstruasi. Atau rasa nyeri yang sangat selama 24 jam tanpa disertai pendarahan. Namun, bisa juga terjadi pendarahan tanpa disertai rasa nyeri.

Ada wanita yang sering mengalami keguguran dikatakan memiliki kandungan yang lemah. Dalam istilah medis kandungan lemah adalah adanya gangguan pada leher rahim (serviks) yang disebut dengan inkompetensi serviks. Rata-rata tiap usia kehamilan empat bulan, ibu tersebut akan mengalami keguguran. Inkompetensi serviks adalah adanya ketidaknormalan atau kelemahan dari bentuk serviks. Seharusnya serviks belum terbuka saat usia kehamilan empat bulan, tetapi karena ketidaknormalan tersebut serviks mengalami pembukaan yang menyebabkan hasil pembuahan keluar dari rahim atau keguguran.

Penyebab dari inkompetensi serviks adalah: 

  • Faktor bawaan atau keturunan.
  • Proses kuret yang membuat trauma sehingga ada efek pelemahan serviks.
  • Penyakit kolagen pada mulut rahim.
  • Infeksi dari luar rahim.

Kandungan lemah bisa diatasi dengan bed rest dan pengikatan mulut rahim.


Hamil pada Usia di Atas 35 Tahun

Hamil pada usia di atas 35 tahun termasuk kehamilan beresiko karena pada usia tersebut biasanya timbul masalah kesehatan seperti jantung, diabetes, dan hipertensi. Semakin tua usianya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya kelainan kromosom, seperti sindrom down. Meskipun demikian, hal ini tidak menutup kemungkinan untuk hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Yang terpenting lakukan gaya hidup sehat, seperti makan makanan yang bergizi, tidak merokok dan minum alkohol, banyak minum air putih, serta cukup istirahat, dan rajin memantai kesehatan denagn menjalani kunjungan pranatal secara teratur.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

X
WeCreativez WhatsApp Support
Punya pertanyaan?
👋 Ada yang bisa kami bantu?