Kata-Kata yang Seharusnya Tidak Dilontarkan Kepada Anak

Kata-Kata yang Seharusnya Tidak Dilontarkan Kepada Anak

Pekerjaan yang menumpuk ataupun masalah di tempat kerja kadang terbawa ke rumah. Ketika banyak pekerjaan ataupun masalah yang belum terselesaikan atau belum ada solusi, seringkali pikiran orangtua terfokus pada hal-hal tadi. Lalu, ketika pulang ke rumah, melihat anak menumpahkan makan malam nya, ada bercak cat di dinding, mainan berserakan, dan tempat tidur yang kusut, maka mungkin Anda rasanya ingin meledak dan marah-marah.

Kata-Kata yang Seharusnya Tidak Dilontarkan Kepada Anak

Orangtua terkadang melakukan kesalahan yang menyakiti perasaan anak, marah, ataupun bingung. Hindarilah kata-kata berikut ini agar anak Anda tidak tersakiti secara batiniah yang akan berdampak pada pertumbuhan pribadi dia jika sering dilontarkan.

Perkataan yang membuat ia merasa kehadirannya menjadi gangguan untuk Anda seperti: “Tinggalkan saya sendiri!” atau “Jangan ganggu, saya sedang sibuk!”

Sebaiknya Anda katakan: “Dik, kamu gambar dulu ya sementara ibu / ayah menyelesaikan pekerjaan. Setelahnya, nanti kita akan baca buku bersama ya.” 


Perkataan yang dapat melabeli atau menanamkan hal yang kurang baik pada dirinya: “Kamu sungguh … (ceroboh, bodoh, malas, pemalu, pandai)”, “Dia adalah anak saya yang lucu dan pemalu.”, “Jangan cengeng kamu!”

Perkataan ini sama saja Anda sedang menanamkan kepada dirinya bahwa ia adalah seorang pemalas, pemalu, atau apapun yang Anda katakan saat itu ketika meluapkan perasaan Anda. Lalu perkataan seperti “Pandai” namun dengan maksud sebenarnya “Bodoh” juga tidak sepantasnya terlontar dari orangtua kepada anaknya. Atau ketika Anda mengenalkan anak Anda di kantor dan terlontar kata-kata seperti “Dia ini memang pemalu kalau ketemu orang baru.”. Hal ini dapat mengganggu kepercayaan diri nya.

Sebelum berkata “Jangan cengeng kamu!”, cobalah ingat-ingat ketika Anda kecil dulu dan minta dibelikan sesuatu namun tidak dipenuhi. Bagaimana perasaan Anda kala itu? Tidak dibelikan saja pun rasanya sudah sedih, apalagi ditambah dengan bentakan atau kata-kata yang menyakiti, tentu akan membuat si kecil merasa ditinggal atau diabaikan. Jelaskanlah dan katakanlah dengan baik-baik.


Perkataan dengan disertai ancaman dan sindiran seperti: 

Contoh kata-kata ancaman:
“Diam atau bapak pukul!!”, “Kalau kamu tidak mau diam, kamu tidur diluar rumah malam ini!”, “Bandel ya kamu, awas ya, tunggu hingga ayah pulang!”, “Pergi kamu!”, “Ibu kunci kamu diluar ya!”

Contoh kata-kata sindiran:
“Hebat ya kamu, senang hamburkan uang orangtua mu saja!”, “Pintar ya, ikat tali sepatu saja tidak selesai-selesai!”

Maksud orangtua mungkin adalah ingin membangun disiplin. Namun menurut hasil studi, cara mendisiplinkan anak dengan ancaman dan sindiran tidaklah efektif, malah akan membuat anak Anda akan makin tidak disiplin atau berakibat ke psikologis lainnya seperti menjadi minder, dan tidak percaya diri dan akhirnya menghambat perkembangan pribadi dia. Lebih baik simpan kata-kata pujian Anda tadi pada waktu yang tepat untuk diberikan, dan berilah pujian yang sesungguhnya kala itu, akan lebih berarti dibandingkan digunakan untuk menyindirnya.

Orangtua terkadang melakukan kesalahan yang menyakiti perasaan anak, marah, ataupun bingung


Perkataan yang membandingkan dirinya dengan orang lain: “Kenapa kamu tidak bisa seperti si … (kakak, adik, atau siapapun)!!”

Mungkin maksud Anda sebagai orangtua ingin memberikannya contoh yang nyata dan mudah menjelaskannya ke si anak. Seperti, “Kenapa sih kamu kok tidak bisa seperti si A yang nilainya bagus terus? ” Namun, hal ini ternyata akan berdampak tidak baik kepada anak Anda. Anak akan merasa bahwa dirinya adalah tidak seperti yang Anda harapkan. Ketika dewasa nanti, anak yang sering dibandingkan dengan orang lain akan lebih lamban menemukan siapa dirinya. Pujilah ia, seperti: “Hebat, kamu bisa mendapatkan nilai C, besok lebih baik lagi ya.”.

Jangan kuatir, jika Anda merasa sudah terlanjur memperlakukan anak Anda begini selama ini dan Anda merasa menyesal, tidak pernah akan telat untuk memperbaiki dan meminta maaf, namun Anda harus lekas karena tentu Anda tidak mau telat dalam mendidik anak Anda menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Katakanlah Anda mencintainya dan peluklah ia dengan erat. Cinta anak kepada orang tua adalah sama besarnya dan tidak pernah ada alasan untuk malu. Orangtua juga bisa melakukan kesalahan, entah Anda sudah mempunyai anak ke berapa, namun tetap Anda akan belajar terus menjadi orangtua dan tidak luput dari kesalahan, karena pribadi tiap anak berbeda-beda.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

X
WeCreativez WhatsApp Support
Punya pertanyaan?
👋 Ada yang bisa kami bantu?